Panggilan dalam Keluarga Tionghoa

Edisi Imlek 2565 mari kita belajar budaya Tionghoa dikit ya. Siapa tahu ada yang butuh karena harus ketemu keluar pacar atao keluarga calon suami/istri ato Imlek pertama di tahun ini. Sini cici bantu.

Karena Aling orang hokkien dari pihak papa dan mama maka gw akan membahas dari sudut pandang orang hokkien.
Jika ada yang kurang tepat atau mau ditambahkan silahkan.
Ini juga hasil ingat dari ajaran alm mama gw dari kecil. Jadi ingat dulu suka dimarahin kalo ga manggil om tante dengan benar.

Ada banyak panggilan dalam keluarga Tionghoa sesuai dengan pangkat/derajat dalam keluarga, sama halnya seperti dalam keluarga batak. Kebanyakan orang hanya tau cici-koko-acek dan ai, tentu saja yang paling populer adalah koko dan cici karena ada kontes/lomba yaitu Koko dan Cici yang sering diadakan di Glodok.

Lebih dari itu ada yang namanya apek, aum, acek, acim, akho, atio, ai,akhu,akhim, akong, ama, nainai, kungkung, yeye, popo, sow-sow/aso, ci-hu, ipo, khopo, tiokong, aco, kongco,kukong,kimpo,pekkong,aumpo,cekkong,cimpo,ceum,cing khe, kiasai, su-na.

Banyak ya…..baiklah mari kita mulai.Kalo lu sering ke mangga dua ato glodok pasti lu akrab dengan istilah Cici-koko, ga usah dijelaskan lebih lanjut, semua udah pada tau cici itu kakak perempuan dan koko itu kakak laki-laki.

Apakah harus bertalian saudara baru panggil koko ato cici? Tentu tidak, koko-cici itu sudah menjadi panggilan umum untuk semua wanita/pria tionghoa sama halnya dengan teteh ato a’ak. Kalo pernah dengar istilah cece, itu sama saja dengan cici, cece itu bahasa hokkiennya masih digunakan di daerah sumatra seperti riau,medan,padang (sumatra timur) dimana cece untuk yang punya hubungan darah dan cici untuk yang tidak punya hubungan darah. Di keluarga gw dan di daerah gw sendiri masih menggunakan cece dan cici. Kalo koko ya tetap koko tidak berubah.

Jika lu adalah menantu laki-laki dalam sebuah keluarga maka akan dipanggil Ci-Hu (kakak ipar laki-laki) oleh adik perempuan dan adik laki-lakinya. Sebagai balasan si Ci-hu akan memanggil si adik ipar perempuan dengan ii (tante) dan adik laki-laki dengan sebutan akhu (paman), sama seperti anak-anaknya akan memanggil adik-adik istrinya.

Bagaimana dengan cici (kakaknya perempuannya) si istri dan koko (kakak laki-lakinya) si istri, mereka manggil apa dan dipanggil apa sama si adik ipar? Si adik ipar akan manggil cici istrinya dengan sebutan iidan suaminya si cici istrinya dipanggil atio (om),mengikuti anak-anaknya. Si ii dan atio nya ini akan manggil si ipar laki-laki ini dengan panggilan atio (om), anak-anak si ii dan atio inipun akan panggil atio ke si om.Lalu si kokonya istri panggil si adik ipar ini dengan nama langsung karena tingkatannya lebih tinggi dan dia laki-laki. Bagi orang tionghoa kakak laki-laki itu yang mendapat penghormatan lebih dan karena itu dia dipanggil akhu (paman) oleh si adik ipar dan anak-anaknya. Istrinya si akhu (paman) dipanggilakhim (bibi) baik oleh si adik ipar maupun anak-anaknya dan sebagai balasannya si akim panggil si adik ipar itu atio (om).

Perlu diketahui bahwa sebagai menantu baik menantu perempuan dan laki-laki maka dia akan ikut manggil para iparnya sama seperti anaknya manggil yaitu tante/bibi dan om/paman. Ini didasari karena mereka adalah menantu yaitu orang luar yang masuk ke dalam keluarga.
Kalo misalnya si wanita ini anak tengah dan punya 3 kakak perempuan di atasnya dan 2 kakak laki-laki lalu punya 2 adik perempuan dan 2 adik laki-laki, si suami+anak-anak gimana manggilnya? manggilnya akan sama polanya seperti di atas hanya saja untuk menandakan urutan ketuaan (halah… ketuaan istilah macam apa ini, ya yg penting lu ngertikan maksud gw apa) tinggal tambahkan angka dalam bahasa mandarin sebelum nama panggilan.

Contoh donk ling….(Iye..iye…) :
Kakak ipar perempuan paling tua: Thua I (tante paling tua, thua itu dari tha (mandarin yang artinya besar) entah bagaimana menjadi Thua, bahkan di keluarga gw disingkat menjadi TaI.Suaminya ThuaI : Thua TioKakak ipar

perempuan no 2 : Ji I. (Tante no 2, Ji: 2, I dari ii : tante)
Suami JiI: JiTio (om no 2)
Kakak ipar laki-laki paling tua: Thua Khu (Om paling tua. Thua; besar, khu: paman)
Istrinya Thua Khu: Thua Khim (bibi paling tua. Thua: besar, kim dari akim : bibi)
Kakak ipar laki-laki no 2: Ji Khu (paman no 2)
Istri Ji Khu: Ji Kim

Selanjutnya pake aja angka mandarin sebelum panggilan.
Ingat it jadi thua, ji-sa-shu-go-lak-cit-pek-kao (gw ga tau penulisannya yang benar gw hanya tulis berdasarkan pelafalan gw saja)
SaI-saTio, shiI-shi Thio, GoI-GoThio, sa Khu-sa Kim, shi Khu-shi kim, go Khu-go kim. Kalo terasa janggal kebanyakan orang pada akhirnya panggil akhu,akhim,ai,atio bahkan ngarang nama panggilan baru yang ga ada tionghoanya sama sekali (di keluarga gw aja sih).

Pusing ya….ini baru bagian dari pihak garis istri/ibu lho, garis suami/ayah belum. Belum lagi garis nenek dan kakek.

Masih kuat?? Semangat donk…..

Jika lu adalah menantu perempuan, adik ipar lu baik laki-laki maupun perempuan harus panggil so-so ato aso terhadap elu bukan cici. Ingat, cici itu untuk kakak perempuan bukan kakak ipar. Ingatkan di film mandarin, bahkan mafia pun akan panggil so-so/kakak ipar ke wanita kakak seperguruannya.
Sebagai balasannya si aso akan panggil adik ipar perempuan dengan Akho (tante adik papa) dan adik ipar laki-laki dengan acek (om adik papa), mengikuti anak-anaknya yang akan panggil akho dan cek.
Suami si akho akan dipanggil atio (om) oleh si aso+anak-anaknya. Dan si atio+anak-anaknya akan panggil si aso itu dengan sebutan Akhim (tante istri paman–liat pembahasan di atas).

Istri si acek akan dipanggil acim oleh si Aso+anak-anaknya dan si acim+anak-anaknya akan manggil si Menantu perempuan yang lebih tua dengan sebutan A’um (berlaku untuk semua ipar perempuan.
Kedua ipar ini tidak boleh saling sebut nama ato cici tapi harus pangkat masing-masing.

Suaminya si So-so ini dipanggil koko tentunya sama adik-adiknya dan dipanggil akhu oleh anak-anak/suami adik perempuannya ato dipanggil apek oleh anak-anak/istri adik laki-lakinya.

Besan juga mendapatkan panggilan sendiri, ga bisa manggil besan atau mertua saudara kita dengan pak bu ato om tante tapi mertuanya koko/adik/kakak panggilnya ce’u muntuk mertua perempuan dan cing khe untuk mertua laki-laki.
Si mertua akan menggunakan istilah su-na untuk menantu perempuan dan kia-say untuk menantu laki-laki.

Menambahkan kerunyaman, penggunaan panggilan ini tidak hanya berlaku bagi elu-anak lu dan suami/istri lu serta keluarga kedua belah pihak tapi juga terhadap mencakup keluarga ipar koko/cici/adik lu (you merried the whole family also)contohnya: koko gw menikah. Terhadap keluarga istrinya dia akan ikut aturan yang sudah gw jabarkan di atas, itu sudah pasti. Gw beserta keluarga besar gw (termasuk para sepupu) akan ikut aturan panggilan terhadap keluarga besar aso gw sama seperti koko gw+anak-anaknya.
Demikian juga sebaliknya. Jadi kakak ipar perempuannya (aso nya) si aso (kakak ipar gw) akan dipanggil akim oleh gw dan keluarga besar gw sama seperti koko gw dan anak-anaknya.

Heheheheheheh ribet ya…..apalagi kaya di daerah gw yang sodaranya itu itu lagi muter-muter, jauh lebih ribet. Acek (Omnya) sepupu jauh lu bisa jadi ci hu lu ato ii (tante yang sepupu nyokap lu) jadi aum lu. Huaaaaaa…tapi it happen lho ke cici sepupu gw.

Di dalam masyarakat jaman kini gw sering menemukan penggunaan panggilan ai, acek,apek dan encim/acim terhadap orang yang tidak berhubungan darah dengan kita. Bagaimana penggunaannya?

Ama-ama: berasal dari kata Ama yaitu nenek baik dari pihak ayah/ibu. Digunakan untuk wanita yang seumuran atau lebih tua dari ama lu, identik dengan wanita tua/rentah.

Encim: berasal dari kata acim. Tapi digunakan untuk menunjukkan wanita paruh baya yang mungkin umurnya di bawah oma (ama/popo/nainai) tapi di atas nyokap/ai, agak rancu ya dari penggunaan aslinya. Setiap kali kalo dengar kata encim gw selalu ingat makanan peranakan di daerah tangerang yang terkenal dengan encim sukaria kalo gw ga salah. Encim identik dengan wanita peranakan berusia paruh baya tapi gesit dengan terompah di kakinya.

Ai/ii biasa disingkat i : itu untuk tante-tante batasan umurnya kira-kira 5-10thn di atas/dibawah nyokap lu. Entah kenapa ya tiap dengar kata ai di benak gw langsung muncul kata KEPO hahahahaha

Akong-akong: berasal dari kata akong (kakek) baik dari pihak ayah/ibu. Digunakan untuk pria yang seumuran atau lebih tua dari akong lu. Seperti ama-ama, akong-akong juga identik dengan pria tua.

Apek: pada dasarnya digunakan untuk pria yang lebih tua dari papa dan lebih muda dari akong. Di sumut ada istilah apek-apek yang merujuk pada pria cina totok. Dalam benak gw sampe sekarang apek-apek itu pria cina paruh baya yang kemana-mana pake kaos singlet swan brand+ celana piyama garis-garis+kipas sate dan radio bahasa mandarin… Hiahauahauahaua absurd nih gw.

Acek atau encek: dalam masyarakat digunakan untuk pria yang seumuran/lebih tua/lebih muda 5-10tahun dari papa. Di dalam benak gw acek-acek itu ya pria tionghoa dengan kaos kutang+celana pendek dan sendal+kalkulator/sempoa. Huahauahauahu aling jahat…..
Kadang acek-acek itu suka gw gunakan untuk menggambarkan koko-koko yang udah tuir (40an) tapi suka sama gadis-gadis muda (20an) hahahahhahahaa…tolong yang ini jangan ditiru ya.

Jadi urutannya adalah ;Akong-akong, apek-apek,acek-acek-koko-koko.Ama-ama, encim-encim,ai-ai,cici-cici.
Uhmmm apalagi ya?? Saudaranya ama/akong gimana? Ingat saja aturan garis keturunan, ayah atau ibu lalu tambah kong untuk pria ato po untuk perempuan.
Contoh: adik perempuan akong = akho nya ayah–> dipanggil akho oleh ortu = khopo–> akho(tante pihak ayah)+popo (nenek)Suaminya : tiokong–>atio (om)+akong (kakek)

Adek laki-laki akong = aceknya ortu =cek kong–> acek (om adik ayah)+ akongIstrinya: cimpo—> acim (bibi)+popo

Saudara perempuan ama = ii nya ortu = ipo–> ii (tante dari pihak ibu)+popo
Suaminya: tiokong –>atio (om)+akong (kakek)

saudara laki-laki ama = akhu nya ortu= khukong–> akhu (paman saudara ibu)+akong (kakek)
Istrinya: kimpo–> akim(istri paman)+popo (nenek)

Ajegile panjang ya ternyata, ya begitu deh namanya juga budaya. Agak sedih sih kalo budaya ini hilang ditelan kemodrenan jaman dimana seorang ii diganti dengan sebutan auntie ato akhu/acek/apek diganti dengan uncle.
Bahkan di keluarga gw pun sudah terjadi pergeseran, kami dipanggil auntie dan uncle oleh keponakan, kakak ipar dipanggil cece atau koko. Alasannya : ahk jadul, ahk kerenan auntie dan uncle. Sedihnya.Baiklah segitu aja dulu semoga ga pusing, kalo pusing ya berhenti dulu trus baca lagi ya 😛

Sekian dan terima angpao 😀

Note:
Ii= ayi
Akhu=kiukiu/akhiu
Acek=encek=suk suk/asuk (beda dialek)
Acim=encim/incim
Akhim=khim-khim=khiume

image

Okelah, demikian dulu pelajaran budaya hari ini, semoga bisa digunakan saat ketemu keluarga besar.

Nb : foto ini foto kawinan adek sepupu gw. Nikahan itu macam acara reuni keluarga, dan di saat seperti ini cara panggil digunakan.

152 thoughts on “Panggilan dalam Keluarga Tionghoa

  1. Anonim says:

    Pusing njirrr, saya sunda asli dapet cici udh jenjang lebih serius (curhat dikit). Ari urang manggilna kumaha nya atuh euy? Loba pisan kitu ngaran panggilan2na, :’D

    Saya wajib ngga yaa pake panggilan chinese, ga bakal jd masalah kan?

    • nonaling says:

      Mau pakai panggilan tionghoa atau tidak balik ke diri masing-masing. Ada kok teman aku yangg 1/4 tionghoa tapi pakai panggilan tionghoa setelah mereka punya anak, ada juga yang malah panggil uncle auntie…bebas 🙂

  2. stevanie says:

    kalau saya punya engku (ade lakilaki mamaku), ketika saya punya anak, anak saya panggil engku saya apa ya ? dan manggil istrinya engku saya apa ya ?
    1 lagi boleh ya nanya hehehe kalau iie saya (ade perempuan mama saya), nanti anak saya juga manggil nya dan suaminya apa ya ?

    • nonaling says:

      Hi Stevanie sorry baru balas.
      Akhu pasangannya Akhim, ketika anak panggil orang yg selevel dengan kakek neneknya maka ditambahkan saja kong untuk laki laki yang sederajat dengan kakek/nenek dan Po untuk perempuan sederajat kakek nenek.

      Jadi anakmu panggil saudara laki laki neneknya dengan Khukong dan Kimpo untuk istri khukong.

      Untuk saudara perempuan nenek atau ii mu anak panggilnya ipo dan suaminya tiokong.

      Semoga membantu

      • nonaling says:

        Karna pacar itu belum resmi sebagai keluarga maka, panggil aja acek untuk papanya atau ai untuk mamany, itu sudah cukup kok, asal jangan panggil nama bisa-bisa restu ga turun selamanya 😂

  3. Fhara says:

    Wkkwkwkw.. liat foto kwluarga berasa liat foto kluargaku.. gegara si bapak 14 bersaudara… Kalo maw foro kluarga acara kawinan, fotografer lgsg mumet.. kagakk muatt cyin.. wkkwkwkskw

  4. End says:

    Imlek thn 2021 membawaku kesini.
    Niat mau baca utuh seluruhnya tapi udah puyeng duluan di paragraf keempat.
    Skip skip skippp… untung nemu paragraf terakhir, jadi selain koko dan cici, aku manggil ii dan acek untuk tetangga seberang rumah😁
    Udah ah pusing😆

  5. samuel.tan says:

    ahhhhhhhhh akhirnya ada yg lurusin juga pikiran gw tentang sebutan buat keluarga wkawkawkawk, punya mama tionghoa, papa sunda, dikeluarga mama nyebut om, dari akhu,jikhu,akhim,jikhim,ai,atio,cici,koko, giliran ke keluarga papa cuman uwa/uu/wawa hahahaha thanks ya ce, membantu sekali.

    • nonaling says:

      halo,
      cikde aku juga baru dengar ya, mungkin ini sebutan personal.
      di kampung halamanku orang orang suka manggil cici2 yang jualan dengan “taci” dari Ta cie ( 大 姐 – Dà Jiě = kakak besar) yang pada akhirnya terkonotasi pada bos perempuan

  6. Stephen says:

    Kalo kita punya cucu perempuan dari kakak perempuan pihak ayah manggilnya apa ya? umur nya lebih tua dari saya jadii dia termasuk keponakan saya.

    • nonaling says:

      kebudayaan Cina dan Tionghoa mengenal strata atau level derajat di keluarga, atau senioritas.
      Jika level kita lebih tinggi atau lebih senior kita bisa manggil yang level rendah dengan nama sedangkan yang lebih junior secara garis keluarga wajib memanggil yang senior dengan urutan pangkatnya.
      cucu perempuan dari kakak perempuan ayah memanggil anda Khu kong

  7. Stella says:

    Mau tanya, sebenarnya panggilan itu dibagi dari pihak mama/papa, nah jika sudah sampai urutan cicit, si cicit ini panggil keluarganya apakah mengikuti pihak papa/mamanya langsung atau ikut panggilan dari pihak kakek/neneknya?

    • nonaling says:

      Halo ci,
      Untuk panggil bisa diliat dulu dari pihak papa/mama lalu nanti dilihat lagi dr papa/mama itu saudaranya dr papa/mama nya (kakek/nenek)

      Contohnya : ada wanita saya ga tau panggilnya apa, lalu :
      # saya tanya mama/papa saya panggilnya apa misalnya panggilnya akho,
      # nanya lagi ini saudara dari papa atau mama, misalnya dari saudara mama,
      # jika mama panggil akho berarti saudaranya akong (papanya mama).
      Jadi tetap kita runut dari mama/papa dulu baru kakek/nenek.

      Semoga penjelasan saya ga bikin makin bingunh ya ci

Leave a reply to niko Cancel reply