Memory HP menjerit

Sudah beberapa bulan terakhir hp gw udah ngasi warning memorinya udah sisa 10% lagi dari total memori 256 GB, udah mau metong dia kayanya dan yang gw lakukan biasanya bersihkan cacha yang tak seberapa dan delete video video ngaco yang ga perlu disimpan atao dipost di kemudian hari yang ga tau kapan dipost cman menuh menuhin memori aja. Walhasil bentar lagi juga memory hp jerit lagi, mungkin kalo dia bisa bicara gw dah diomelin “BUANG SAMPAH SAMPAH VIDEO FOTO PADA TEMPATNYA” ๐Ÿ˜‚ ๐Ÿ˜‚ ๐Ÿ˜‚ ๐Ÿ˜‚ ๐Ÿ˜‚ ๐Ÿ˜‚ ๐Ÿ˜‚

Kebiasaan gw dari sejak punya smartphone dari jaman Nokia, blackberry hingga sekarang huawei, selalu punya memori gede dan simpan foto foto yang gw anggap lucu, barbuk, ato bakalan gw post di sini ceritanya ato di IG ato di tiktok yang adalah….sebuah wacana tiada akhirnya hahahahaha… Gw agak kesulitan hapus foto atao video dengan alasan, nanti kalo butuh khan susah ngambilnya dari harddisk ya repot nanti. Meskipun diback up tetap aja masi ada sisa di hp, dengan alasan siapa tahu berguna hahahaha.

Gw bahkan punya foto pertama kali yang gw ambil dengan kamera hp gw sangkin senangnya gw menyimpan kenangan yang sebenarnya juga ga guna, ga ngasi spark kalo kata sis Kondo. Tapi kadang foto itu berguna kalo dibutuhkan, nah kapan dibutuhkan itu ya wanda-wanda tau hahahaha.

Nampaknya gw perlu manggil Marie Kondo untuk bantuin milah-milah mana foto yang ga ngasi spark dan harus dihapus dari memori hp

Sebelum gw buang gw drop beberapa foto ya siapa tau kalian pengen tau cerita soal foto ini dan gw bisa lanjut nulis blog sambil memanfaatkan foto yang ada sebelum gw delete dengan ikhlas.

Selamat menikmati foto foto lama yang ceritanya mungkin pernah atau belum gw cerita di IGS gw yang suka ngaco ๐Ÿ˜‚

Ide ajaib merayakan ulang tahun
Karna Alis adalah koentji
Memasuki usia usia perawatan paripurna
Living on Boat
Nyalon di tengah sawah
Rasa Sayang di Almaty
Keluarga di Kyrgyzstan
Jalan panjang pulang ke rumah

Dejavu di Asia Tengah

Semoga dengan gw nulis blog lagi bisa bercerita tentang banyak hal, mengurangi stres, membersihkan pikiran sekaliam bersihkan memori hp.

Wajah ini bikin lama melewati imigrasi

Xoxo

Aling yang hpnya kebanyakan foto

Menangis sendiri

Menangis adalah hal paling gw hindari at any cost dalam hidup gw, bahkan ketika nyokap pergi aja gw hanya memberikan waktu bagi diri gw untuk menangis dan berkabung 1 hari saja selebihnya gw terlihat tegar dan kadang menangis dalam diam dalam kesendirian ketika kangen nyokap. Bahkan saat patah hati terparah dalam kisah cinta gw pun gw ga nangis ketika akhirnya berpisah adalah hal yang harus dilakukan. Gw hanya ingat ada masa saat gw lagi ganti galon aqua tiba-tiba gw nangis terduduk dan nangis dalam diam dalam waktu lama sampe gw capek dan tidur hingga pagi berakhir mata bengkak keesokan paginya lalu ngaku mata iritasi.

Gw paham bahwa dalam budaya timur di mana menunjukkan perasaan adalah hal yang tabu dan memalukan menyebabkan ketika kita membicarakan atau mengungkapkan perasaan, kita dianggap baper, lebay dan memalukan. Lihat saya saat ketika kita kecil dan menangis orang tua kita berkata “ihk malu ihk sudah besar nangis, ihk malu maluin kok nangis, atao gitu aja nangis, ihk cenggeng” bahkan yang lebih ekstrim “eh ada polisi, polisi tangkap nih ada yang nangis, eh orang gila nih ada yang nangis ambil dia orang gila“. Segitu tabunya nangis sampai kita lupa bahwa menangis adalah salah satu cara melepaskan stres, meredahkan ketegangan bahkan coping mechanism atau cara seseorang menyembuhkan/menata emosinya perasaannya dan itu hal yang wajar. Kitw lupa bahwa menangis adalah satu bukti kita manusia kita punya perasaan dan perasaan kita valid.

Selain nangis, menyampaikan perasaan atau apa yang kita rasa dianggap baper atau lebay oleh sebagian orang yang berujung diolok-olok ditertawakan, alih-alih didengarkan dan dipeluk dengan hangat. Sedemikian sempit kita melihat dan memahami rasa orang lain, kesesakan, kesulitan atau suara paling jujur dari manusia yang dikarunia rasa dan emosi oleh Tuhan.

Gw sendiri ga tau kenapa gw menulis ini, yang gw tau saat gw menulis ini gw sedang duduk di taman ga jauh dari kantor, sendirian dan air mata gw menetes pelan kiri dan kanan yang rasanya asin setiap kena di bibir, sambil sesekali suara ingus karna hidung basah terdengar yang harus gw bersihkan dengan tisu basah karna gw ga bawa tisu kering, sambil mendengarkan lagu My Little Love berulang ulang dan tidak peduli dengan orang yang lalu lalang karna gw sedang sibuk menangis sendiri. Menangis tanpa sebab dan datang tiba tiba.

Mungkin ini mekanisme diri meredakan stres, membersihkan pikiran, mengurai kemumetan, grounding atau mungkin membersihkan mata dan hidung, merasakan bahwa air mata itu asin dan mengingatkan gw bahwa perasaan gw valid bahwa it is ok not to be ok dan memeluk diri sendiri, memeluk jiwa kecil gw, inner child yang terlupa.

Kapan terakhir menangis? Ahk mungkin kalian sudah lupa cara menangis….

Ga sengaja mampir ke sini karna mendadak mata basah

Xoxo

Aling yang duduk sendiri di taman kota

Menangis sendiri

Menangis adalah hal paling gw hindari at any cost dalam hidup gw, bahkan ketika nyokap pergi aja gw hanya memberikan waktu bagi diri gw untuk menangis dan berkabung 1 hari saja selebihnya gw terlihat tegar dan kadang menangis dalam diam dalam kesendirian ketika kangen nyokap. Bahkan saat patah hati terparah dalam kisah cinta gw pun gw ga nangis ketika akhirnya berpisah adalah hal yang harus dilakukan. Gw hanya ingat ada masa saat gw lagi ganti galon aqua tiba-tiba gw nangis terduduk dan nangis dalam diam dalam waktu lama sampe gw capek dan tidur hingga pagi berakhir mata bengkak keesokan paginya lalu ngaku mata iritasi.

Gw paham bahwa dalam budaya timur di mana menunjukkan perasaan adalah hal yang tabu dan memalukan menyebabkan ketika kita membicarakan atau mengungkapkan perasaan, kita dianggap baper, lebay dan memalukan. Lihat saya saat ketika kita kecil dan menangis orang tua kita berkata “ihk malu ihk sudah besar nangis, ihk malu maluin kok nangis, atao gitu aja nangis, ihk cenggeng” bahkan yang lebih ekstrim “eh ada polisi, polisi tangkap nih ada yang nangis, eh orang gila nih ada yang nangis ambil dia orang gila“. Segitu tabunya nangis sampai kita lupa bahwa menangis adalah salah satu cara melepaskan stres, meredahkan ketegangan bahkan coping mechanism atau cara seseorang menyembuhkan/menata emosinya perasaannya dan itu hal yang wajar. Kitw lupa bahwa menangis adalah satu bukti kita manusia kita punya perasaan dan perasaan kita valid.

Selain nangis, menyampaikan perasaan atau apa yang kita rasa dianggap baper atau lebay oleh sebagian orang yang berujung diolok-olok ditertawakan, alih-alih didengarkan dan dipeluk dengan hangat. Sedemikian sempit kita melihat dan memahami rasa orang lain, kesesakan, kesulitan atau suara paling jujur dari manusia yang dikarunia rasa dan emosi oleh Tuhan.

Gw sendiri ga tau kenapa gw menulis ini, yang gw tau saat gw menulis ini gw sedang duduk di taman ga jauh dari kantor, sendirian dan air mata gw menetes pelan kiri dan kanan yang rasanya asin setiap kena di bibir, sambil sesekali suara ingus karna hidung basah terdengar yang harus gw bersihkan dengan tisu basah karna gw ga bawa tisu kering, sambil mendengarkan lagu My Little Love berulang ulang dan tidak peduli dengan orang yang lalu lalang karna gw sedang sibuk menangis sendiri. Menangis tanpa sebab dan datang tiba tiba.

Mungkin ini mekanisme diri meredakan stres, membersihkan pikiran, mengurai kemumetan, grounding atau mungkin membersihkan mata dan hidung, merasakan bahwa air mata itu asin dan mengingatkan gw bahwa perasaan gw valid bahwa it is ok not to be ok dan memeluk diri sendiri, memeluk jiwa kecil gw, inner child yang terlupa.

Kapan terakhir menangis? Ahk mungkin kalian sudah lupa cara menangis….

Ga sengaja mampir ke sini karna mendadak mata basah

Xoxo

Aling yang duduk sendiri di taman kota

Jumat istirahat

Sejak mulai WFO Juli 2022 lalu dan makan siang disediakan kantor serta mesin kopi ada di pojokkan, waktu gw di meja kantor menjadi lebih banyak. Kerja, makan sampe ngopi juga di ruangan yang sama dengan orang yang sama. Kok kok kok ya mulai monoton ya, mulai bosan.

Dulu sebelum pandemi, saat makan musti beli sendiri kadang bingung mau makan apa di mana, belum lagi kalo genk makan siang beda selera. Ga jarang bosan juga sangkin ga tau makan apa, sampe gw dan genk makan siang punya โ€œmenu putus sajaโ€ tempat makan yang akan kita tuju kalo kita ga tau mau makan apa di mana. Serba salah ya manusia, disediakan makan ya bosan, ga disediakan juga bosan, maunya apa sih manusia ๐Ÿ˜‚

Gw juga sekarang mulai bosan dengan lebih banyak ngabisin waktu di meja kantor selain kerja, makan ngopi, meeting kerja di kursi dan meja kerja yang sama. Lalu gw menemukan ide penghilang rasa jemuh dan bosan gw yang banyak ngabisin waktu di meja kantor yang menurut gw mulai ga sehat. Gw memilih keluar kantor ninggalin meja kerja gw di hari jumat siang, tentunya setelah makan itu jg kalo besekan dari kantor enak ya.

Sejak Jumat 2 minggu lalu gw mulai keluar kantor setelah makan siang, ntah hanya sekedar jalan beli kopi di bawah, atau sekedar muter muter lihat lihat dari lorong ke lorong di Grand Lucky, atau cuman beli teh di Astha atau mungkin seperti yang gw lakukan sekarang, ke Pacific Place ambil sepatu yang diperbaiki lalu beli Hojica duduk di bangku kecil sendirian di Bleum Coffe, kedai kopi kecil yang berada tepat di samping Stop n Go. Gw ngopi sebentar sambil nulis blog ini, dengar lagu 2000an yang diputar, udah cukup menghapus rasa jenuh dan bosan gw, keluar dari mode kantor

Neguk hojica sambil dengar percakapan kakak kakak kantoran SCBD

Trus kenapa gw pergi sendiri, emangnya ga punya teman apa? Engga ๐Ÿ˜ญ ๐Ÿ˜ญ ๐Ÿ˜ญ. Boong denk, teman teman ga mau keluar, alasannya mager, pengen beresin kerjaan, pengen tidur dll. Ya udah bebas aja mau ngapain, mau ikut mari ga ikut gw have fun sendiri aja, ga usah repot. Ga ada yang aneh ato salah dari menikmati waktu waktu luang sendiri, toh kita lahir juga sendiri khan ya (ini ga ada korelasinya tapi selalu aja gw pake analogi ini). Semakin lama gw semakin menikmati waktu sendiri gw, sibuk dengan pikiran gw atau hanya memperhatikan kelakuan orang orang di sekitar gw dan kadang berakhir tersenyum sendiri.

Sejak mulai Jumat siang keluar, gw menemukan hal hal lucu yang membuat gw antara segar atao syok seperti menemukan Pocky seharga Rp 299.000, beli teh 3 botol buat stok cuman karna dapat promo 20% diskon atau mendengarkan percakapan pengunjung dengan barista yang saling kenal, atau percakapan para kakak kakak SCBD yang heits heits itu. Senang aja menemukan hal hal random yang menyegarkan.

Jadi gimana Jumat kalian gaes?

Xoxo

Aling

Yang sedang dengar pembicaraan kakak kakak SCBD di pojokan

Olahraga adalah Wacana Forever (part 2)

Lanjut lagi…

Setelah 2 putaran kami bertiga mendapati si teman wacana masi duduk di pintu GBK dan tidak ada tanda tanda ikut jalan lagi, dan gw iseng teriak dari jauh “Bestie, jalan yuk” eh diana berdiri lalu bergabung bersama kali jalan lagi. Karna lagu lagu yang diputar dari kelas kelas berbayar di GBK (iye di GBK ada beberapa kelas tiap sore hingga malam dan bayarnya ramah di kantong Rp 40.000 aja untuk 1 jam kelas) cukup asik buat goyang badan, pelan kecepatan jalan gw meningkat dan keinginan untuk lari muncul. Akhirnya gw putuskan untuk lari kecil, sekalian ngecek stamina dan semangat. Lumayan juga gw mampu lari 5 menit, jalan cepat 10 menit dan genap 5 putaran GBK dengan total jarak 5km. Wow gw cukup terkesima dengan semangat dan stamina gw.

Gw ketemu dengan mereka bertiga di pintu masuk GBK, tepat 3 menit setelah mereka selesai jalan dan si bos juga sudah ada. Si bos tanya berapa km, gw cek smart watch gw yang menunjukkan 5km. “5 km, 460 kalori, 5 putaran” ujar gw bangga. “kalo gitu jumat kita lari lagi ya,” ajak si bos yang gw sambut dengan semangat.

Kita pulang, balik menuju kantor di seberang. Si bos jalan duluan, kita sambil jalan sambil bahas rencana Rabu mau yoga. Iyes di kantor gw tiap rabu sekarang sudah ada yoga dan seperti biasa kami sobat wacana Forever hanya daftar tapi ga pernah datang, 4x daftar 4x ga datang.

Mendekati jalan di GBK sebelah kanan kami ada warung, si teman wacana mulai berbinar binar “itu apa?” “pecal dan tempe medoan” ujar gw. Si teman makin berbinar “yuk, mau ga? Tapi gw ga bawa duit” dan gw buka casing hp ngeluarin duit 100rb yang gw simpan di bawah hp karna ga punya kantong “tenang, gw bawa duit, 100rb cukup khan?” ๐Ÿ˜ˆ๐Ÿ˜ˆ๐Ÿ˜ˆ. “ayo mumpung bapak ga liat, dia dah jalan duluan” gw makin ๐Ÿ˜ˆsambil ngeliat ke depan bos gw hilang di pengkolan. Si teman mulai galau.

Ternyata si bos nungguin kita di pojokan lapangan softball, beliau curiga kita mampir beli tempe mendoan. Karna kita bertiga ga mau makan, si teman batal beli mendoan, lanjut jalan balik ke kantor. Sepanjang jalan keluar dari kompleks GBK ke arah FX, si teman misu misu ke gw “lu kok ga support gw sih malah nyetanin  beli mendoan” yang gw jawab “gw tuh support lho, lu khan bilang ga ada duit, gw support ngasi duit”. Ternyata dia pengennya gw tuh nahan dia untuk ga beli mendoan bukan bayarin. Ya namanya juga support ya bisa support positif bisa support negatif, tergantung kebutuhan aja.

Keluar dari GBK si teman mulai kelelahan, pertanyaan “masi jauh” “gimana kalo dia naik grab langsung pulang ke apartment dia di Semanggi daripada harus jalan ke ka ntor lagi” muncul sepanjang perjalanan pulang hingga akhirnya dia menyerah duduk istirahat di belakang halte bus di Sudirman tepat di dekat jembatan penyebrangan menuju kantor. Si boski yang udah naik jembatan penyebrangan ketawa melihat kami berempat sambil teriak “kalian mau makan baso ya” ๐Ÿ˜‚ ๐Ÿ˜‚ ๐Ÿ˜‚. Gw antara pengen ketawa dan pengen  nyemangatin si teman jadinya memilih memotivasi dia dengan iming-iming naik lift yang ternyata tidak berfungsi sampai mengiming-imingi dengan air kelapa segar yang ada di kulkas kantor. Sepanjang jalan  di jembatan penyebrangan hingga kantot gw menyemangati dia dengan “ayo air kelapa segar menunggumu” hingga akhirnya kami masuk ke gedung depan, jalan menuju gedung kantor di belakang dan kami ketemu si bos yang lagi mencet mesin jus di gedung tengah “ayo kita minum jus jeruk”, kita dijajanin bos jus jeruk.

Begitu minum jus jeruk, semangat dan tenaga si teman mulai pulih. Sambil minum jus kita sambil ketawa membahas si teman yang gayanya heboh penuh persiapan tahunya 1 putaran nyerah malah pengen pulang naik grab ๐Ÿ˜‚ ๐Ÿ˜‚ ๐Ÿ˜‚. Karna tenaganya sudah pulih dia berkata “Lin, besok kita yoga ya, eh gw kuat ga ya?” semua ketawa mendengar ucapan dia.

Apakah kami akan yoga? Besok gw cerita ya.

Xoxo

Aling yang kuat mutar 5 putaran

Olahraga adalah Wacana Forever

Menurut gw, gw cukup beruntung punya bos yang suka olahraga, selain beliau pulang on time yang berakibat kita bisa pulang on time juga, beliau juga jadi “pemecut” sekaligus pengawas gw dan teman teman kantor gw olahraga. Bukankah itu hal yang baik dan sesuai dengan konsep work life balance?

Dan tadi pagi pas nyalain hp, WAG department gw yang selama ini senyap karna pembicaraan kerjaan hanya saat kerja (hal baik dari WIO) tiba-tiba ada 6 notifikasi, dari si bos. Isinya “gaes, yuk kita hari ini olahraga bersama ya ke GBK” sekian dikirimin jadwal kelas kelas olahraga di GBK. Gw langsung mention salah satu teman team gw yang sama pemalasnya dengan gw, kami berdua sama sama “olahraga adalah wacana forever”, selalu punya keinginan olahraga tapi selalu ada alasan untuk ga olahraga. Jika kalender bisa dicentang, gw rasa akan banyak tanda silang, tanda batal/No di kalender karna kami berdua ga pernah melaksanakan keinginan kami untuk olahraga, sama seperti keinginan kurus tapi makan tetap barbar plus ga olahraga.

Walhasil teman itu japri gw, “beneran nih mau olahraga? Gw ga punya baju”. Belum apa-apa dah ada aja alasan baju ๐Ÿ˜‚. Gw jawab “pake aja yang ada dan nyaman, gw dah bawa nih baju”. Dari Sabtu kemaren gw memang kepikiran mau olahraga lagi setelah sekian lama, ya hampir setahun ga olahraga, gw bercita-cita bangun jam 6 lalu sepedaan di rumah 30 menit dan berangkat ke kantor jam 8 nyampe kantor 8.45 ato 9 kalo macet, biar kaya di film film Hollywood gitu kakak…Tapi sekali lagi gw malah milih naik sepeda dalam mimpi, aka tetap tidur.

Sore tadi kita sempat meeting sama si bos, trus teman gw itu bisik bisik ” gw lapar nih” yang gw jawab dengan “kalo gitu kita makan aja ga usah lari, seperti biasa kita wacana aja”. Teman gw mulai ragu “kayanya kita ga jadi juga nig dah jam 6 sore bapak masi ngomong, mendingan kita makan gw lapar” akhirnya gw “mendingan kita tetap olahraga deh, kita ke gbk jalan santai sebentar lalu pulang, minimal pecah telur nih daripada kita wacana lagi” Dia setuju.

Tiba tiba si bos nutup diskusi “dah kita ke GBK kita lari yuk. Ayo pada ganti baju”. Gw dan si teman pandang pandangan “ga bisa kabur, ga ada lagi wacana forever”. Teman gw yang lain yang tau cerita kita dari 2 bulan lalu mau olahraga tapi batal mulu dan dia selalu meragukan niat kami, tersenyum dari jauh.

Setelah tukar baju, kita jalan dari kantor yang terletak di seberang GBK, menuju GBK. Tiba tiba si bos “jadi tiap Selasa kita akan olahraga bersama ya, seminggu 2x lah biar kita fresh dan sehat”. Disambut semangat sama teman wacana gw “Selasa Jumat aja pak, khan pas tuh”. Gw sih mangut mangut aja “kita liat jangan jangan wacana forever lagi kita bestie” ๐Ÿ˜‚

Karna si bos adalah pelari maka dia udah wanti wanti kalo dia lari sedangkan kita jalan aja, gw juga memilih jalan aja karna gw sendiri baru sembuh dan belum pulih benar sejak staycation beberapa bulan lalu. Akhirnya kita berempat memilih jalan aja sambil ngobrol.

Setelah 1 putaran jalan, tiba tiba teman wacana forever engap engap dan memutuskan untuk nunggu kami di pintu GBK, kami tetap lanjut. Malahan gw makin terpacu dan mulai lari kecil. Segar rasanya setelah sekian lama ga olahraga ga keringatan. Senang aku tuh. Trus si bestie gimana? Besok gw lanjut ya cerita….

Xoxo

Aling yang tidak wacana forever lagi

Keriting Nanggung, Ikal ga jelas

Sejak kecil gw dikarunia rambut yang tebal, hitam dan kilat yang sedikit berombat atau bisa gw sebut keriting nanggung, ikal engga, ikal engga juga, boro boro lurus, engga. Seingat gw rambut gw cman lurus, terlihat lurus saat SD kelas 3-5 saat rambut gw bob pendek ala Demi Moore yang hits gara gara film Ghost, bahkan saat itu orang-orang kalo mau gunting rambut selalu bilang “model Demi Moore” (ini bukan berarti gw angkatan tua ya tapi karna perkembangan perfilman dan musik agak lambat aja nyampe di kampung gw, sekarang aja masi lagu Justin Bieber, baby… Baby… Baby oh… ๐Ÿ˜‚ ๐Ÿ˜‚ ๐Ÿ˜‚). Selain itu akibat rebounding yang lagi hits (pada masa itu) selebihnya keriting nanggung yang ntah kenapa akhir-akhir ini menjadi hal yang paling gw suka dari rambut gw.

Demi Moore dengan rambut bob yang hits pada masanya (pic : google)

Tapi ada masa-masa di mana gw ga suka, benci tepatnya dengan rambut keriting nanggung gw ini, masa-masa SMA di mana gw hanya bisa kuncir rambut sehari-hari ke sekolah. Rambut panjang tanpa poni, hitam, tebal, kembang akibat keriting nanggung, biasanya gw sisir rapi ke arah belakang, kucir kuda, pamer jidat yang untung jidat gw normal, tidak jenong, tidak besar, tidak lebar apalagi mengkilat. Kuncir kudanya ini yang ga gw suka, karna kuncirannya ga lurus simetris macam pipa seperti iklan iklan shampo, tapi mekar, kembang, yang kalo digambarkan bisa berbentuk segitiga sama kaki yang sudutnya sama besar 60 derajat. Itu kalo diikat (nanti gw cari fotonya, ntah ada di mana foto jaman SMA) , kalo digerai… Ngembang megar banget kaya kutumbamba iklan Clear 90an ya bisalah dipake buat nakut nakutin orang di malam hari apalagi jumat kliwon. Gw benci banget dengan rambut megar gw ini meskipun rambut gw tebal, hitam mengkilat dan sehat karna belum terpapar bahan kimia pada masa itu.

Setelah lulus SMA, gw sudah punya hak sendiri untuk gunting rambut yang panjang sebahu menjadi pendek model bob, dan rambut hitam berubah menjadi merah keunguan. Saat itu gw ucapkan “selamat tinggal rambut keriting nanggung segitiga sama kaki yang nyebelin”. Gw ingat saat gunting rambut itu, gw ga minta ijin nyokap, gw kasi tau setelah semua selesai. Nyokap gw… ga bisa marah karna gw kuliah di Jakarta sementara nyokap di daerah ๐Ÿ˜‚.

Dan setelah itu gw terus rambut pendek hingga lulus kuliah hingga kerja, dan nyokap gw malah lebih senang gw rambut pendek daripada panjang karna lebih hemat shampo dan keriting nanggung gw ga keliatan.

Saat bonding lagi ngetrend gara gara Shan Cai Meteor Garden, gw tertarik untuk bonding dengan harapan rambut akan lurus seperti San Cai yang jika dikuncir akan seperti iklan iklan shampo di tv, tapi kenyataannya rambut gw lurus kaku macam Dao Ming Tse setelah berhenti pakai headband seperti Atta Halilintar. Kalo dipikir pikir sekarang “kok dulu gw pede banget dengan rambut Dao Ming Tse yang lurus jarum habis disetrika?” Ya tentu saja karna gw kemakan iklan shampo yang rambut itu harus lurus, jadinya gw ikutan bonding rambut saat bonding ngetren di tahun 2002, bahkan ketika teknologi bonding berkembang menjadi smoothing yang hasilnya lebih alami ga kaku kaya habis disetrika, gw juga sempat ikutan. Tiap tahun selama 3 tahun gw smoothing rambut tepatnya saat gw pulang kampung. Hingga akhirnya gw mendekin rambut lagi selama hampir 4 tahun. Dan pandemi datang, gw ga berani ke salon maka rambut gw panjang lagi.

Pengen rambut selurus dan selembut Shan Cai
Apa daya malah jadinya seperti Hua Ze Lei ya kalo suek seperti Dao Ming Tse

Selama pandemi, dari 2020 rambut gw pendek hingga sekarang 2022 rambut gw panjang lagi. Tapi kali ini megarnya mulai berkurang dan makin hari makin ikal. Cukup aneh sih kenapa rambut gw berubah menjadi lebih ikal sekarang, segitiga sama kaki udah hampir ga ada lagi malah ikal ikal beach wave gitu.

Hari di mana sadar rambut ikal berantakannya kok ya bagus ya

Setelah gw runut ke belakang, rambut megar gw itu masih ada hingga Januari 2022 lalu, megar kaya singa. Kemudian gw ngecat rambut, dan sejak itu perlahan rambut gw mulai ikal lagi, yang gw sadari suatu hari di Maret lalu saat gw lagi ke Bali. Gw kira itu mungkin efek lagi di Bali, ya beach wave gitu sesuailah dengan suasana Bali, taunya engga. Habis balik dari Bali rambut gw tetap saja beach wave apalagi sehabis keramas dan belum nyisir, dan biasanya hanya gw sisir pake tangan saja, setelah kering baru gw sisir. Kalo dikeringin, hilang ga ikalnya? Hilang, karna air di rambut gw habis diserap panasnya hairdryer dan ikalnya ga terbentuk lagi. Dan akhirnya gw sampai pada kesimpulan bahwa beach wave itu muncul dan bertahan jika gw ga ngeringin rambut sehabis keramas dan jika gw pengen lebih tahan lagi gw bisa ngasi leave on conditioner saat setengah kering, ikalnya akan lebih bagus dan bertahan lama. Dan buat gw makin berantakan makin beach wavenya jadi.

Sejak tahu trik ini, gw makin ga mau keringin rambut, padahal menurut hairstylist langganan gw, supaya akar rambut gw baiknya rambut itu dikeringkan minimal 1/2 kering atau kering di bagian akar, tapi demi beach wave, gw ga mau ngeringin, ga mau ngerusak serunya punya rambut beach wave alami saat orang orang pengen banget punya beach wave apalagi saat di Bali.

Meskipun gw suka dengan ikal berantakan ini, gw ga pernah ke kantor dengan rambut tergerai, selain terkesan ga rapi gw takut dikira uka-uka. Kalopun ke kantor dengan rambut tergerai biasanya rambut kriwil ala kakak kakak SCBD habis nyalon, selebihnya rambut ikal berantakan aka beach wave ini gw kuncir tapi kali ini gw bangga dengan rambut kuncir gw, bisa pamer rambut gw yang sekarang ikal bukan rambut kuncir megar segitiga sama kaki.

Saat nulis ini, gw memahami bahwa kenapa gw membenci rambut megar meskipun hitam kilat dan tebal, karna gw termakan iklan shampo, karna gw termakan bahwa cantik itu rambutnya harus lurus, karna gw tidak menerima diri gw, gw memakai standar umum orang orang tanpa memahami standar ini ga perlu berlaku dan ga perlu ada buat gw.

Agak terlambat memang hingga sampai di titik ini di usia ini, di titik menerima diri sendiri, di titik memahami bahwa standar itu ga perlu berlaku buat gw, di titik bahwa gw punya standar gw sendiri yang ga salah juga ga benar dan ga memerlukan pembenaran dari siapapun. Tapi gw cukup bangga dengan diri gw yang meskipun terlambat gw masi punya waktu untuk menikmati rasa bangga cinta penerimaan diri gw yang mungkin akan membawa gw ke tahun tahun terbaik dalam hidup gw di masa yang akan datang.

Tiap orang memiliki jalannya, ceritanya dan waktunya sendiri sendiri, termasuk gw yang cukup lambat menerima diri gw. Kalian yang mengalami hal seperti ini tahu betapa beratnya naik turun maju mundur menerima diri sendiri, pilihannya tetap terus belajar menerima diri sendiri meskipun hari ini mundur, besok kita maju lagi dan lagi hingga kita siap dan berani “Hai Kamu, aku menerimamu dan mencintaimu, mari bergembira dan menjalani hidup dengan standar kita, standar yang berbeda

Reminder, selamanya

Xoxo

Aling yang suka rambutnya.

PS : lah kenapa ditutup dengan kalimat bijaksana tapi melow ya, mungkin umur ya genks, menuju era 4.0

Suatu pagi di hari Sabtu

Setelah hiatsu lama karna gw sok sibuk, akhirnya gw nulis blog lagi. Lah kok tiba tiba nulis lagi, apakah kesambet ato akhirnya mendapatkan hidayah?

Iya gw kesambet dan mendapatkan ide, mendapatkan “pecutan” nulis lagi.

Jadi gini ceritanya, tadi pagi hari sabtu, hari malas nasional di mana gw biasanya bangun agak siang, dan gw masi tidur tiba-tiba gw kepikiran “nulis blog lagi” dengan tema menuju era 4.0. Kok ya bisa gw masi tidur tapi dah kepikiran mau ngapain dan cukup detail, itulah otak manusia, terutama si over thinking yang kadang saat badan dah lelah mata dah perih tetap aja ga mau tidur.

Dan here i am, nulis blog lagi meski tidak informatif, unfaedah nirmanfaat. Kita liat aja sejauh mana gw rajin nulis kali ini.

Xoxo

Aling yang kesambet

Cuti adalah….

Memasuki musim libur seperti sekarang, semua orang pastinya ingin segera cuti entah itu buat liburan atau cuman buat istirahat di rumah. Apalagi selama pandemi kerja di rumah itu bikin cuti menjadi TIADA ARTINYA karna memang di rumah aja ga ke mana-mana dan mendadak kadang suka dihubungi ada kerjaan mendadak yang akhirnya cutinya jadi ga berasa karna rasa kerja. Jadinya daripada cuti mendingan ga cuti sama sekali atau kalo ada keperluaan seperti mau ke dokter mendingan ijin karna CUTI TAPI CONTACTABLE DAN GANGGUABLE itu TIDAK CUTI namanya. Akhirnya cutinya ga dipake numpuk trus harus ngabisin cuti sebelum Januari tahun depannya, khan ini namanya PeeR pemirsa, belum lagi ada embel embel yang bakalan gw cerita selanjutnya.

Selama pandemi 2020 hingga 2021 gw bisa dibilang ga cuti sama sekali, cutinya utuh 35 hari. Sebelum kaget gw cerita dulu ya soal jumlah cuti ini biar ga iri sama jumlah cuti gw ini ๐Ÿ˜‰, jadi karna gw sudah lebih 5 tahun kerja di kantor yang sekarang yang adalah rekor terlama gw kerja di satu kantor, gw dapat cuti 20 hari dan bisa carry over 10 hari cuti yang tidak terpakai di tahun itu ke tahun depan dan karna pandemi 2020 kantor buat kebijakan untuk tambah 5 hari lagi yang bisa di carry over menjadi 15 hari. Nah 2020 kemaren gw ga cuti karna pandemi, ga ke mana-mana rencana libur batal semua untungnya ga ada persiapan apa-apa, dan ga ada hal penting yang dilakukan di luar rumah yang butuh cuti saat WFH, jadinya cuti gw 30 hari termasuk carry over dari 2019 (gw selalu sediakan min 5 hari yang buat dicarry over) dan harus pake 15 di akhir 2020 dan dipaksalah itu cuti dari tanggal 20 Des 2020 hingga 10 Jan 2021 yang bikin gw kesel pas tahu ada embel – embel bisa dihubungi dengan alasan di rumah aja yang adalah alasan ga masuk akal buat gw dan gw harus masuk 3 hari di tengah cuti gw demi Monthly Report. Kira-kira ginilah skenario percakapan kami di WAG :
Me : Besok saya cuti, sampe jumpa tahun depan.

Boss : Tapi bisa ditelpon ya, contactable ya.

Me : tentu tidak donk.

Boss : khan di rumah aja, PPKM ga bisa pulkam dan ga bisa jjs kamu.

Me : engga donk, khan cuti. tetap aja ga mau bahas kerjaan om (di kantor sapaan pria adalah Pak atau Om) kalo drakor ato oil boleh deh, kerjaan tidak terima kasih (pake icon ๐Ÿ˜‚)

Boss : Ya udah, tapi reporting sebelum tanggal 5 Jan ya.

Me : tapi saya cuti sampe tanggal 10, kecuali cutinya diganti saya masuk gpp.

Boss : Ya udah diatur aja ya yang penting reporting sebelum tanggal 5 Jan dan kamu contactable ya.

Me : Reporting ok tapi tidak contactable selama cuti.

Gw beneran kesal dengan catatan “bisa dihubungi khan toh ga ke mana-mana” hei…. mau gw di rumah, mau keluar kota, mau ke luar angkasa atao jungkir balik sekalipun gw tuh cuti, gw itu ga mau dihubungi, gw ga mau mikir urusan kantor, gw mau ngurus kehidupan pribadi gw, gw mau istirahat aja ntah gimana bentuk istirahatnya dan ke mana istirahatnya. Yang namanya istirahat tuh artinya pause, berhenti sementara waktu. Mendingan gw ga cuti daripada gw ngedumel lagi nonton dracin ato lagi bersihkan kamar ato lagi malas-malasan ditelpon ato di WA tanya kerjaan. Bos gw sebenarnya family man cuman bos yang di atasnya lagi ini yang kadang lupa kalo hidup itu bukan cuman kerja dan kalo satu orang ga masuk, kantor ga akan runtuh, toh gw pernah 3x bedrest selama 1 bulan (ini juga ada beberapa kali ditanya kerjaan tapi itu karna gw sakit mendadak dan ga ada handover kerjaan) dan kayanya baik baik aja kantor. Ketika bilang catatan itu sebenarnya bos gw juga ga enak sama gw karna dia tahu selama WFH gw bahkan kirim email jam 11 malam dan kadang dia masi diskusi sama gw jam 7 malam (ya kerja selama pandemi itu jujur saja makin memperburuk insomnia gw) dan gw ga pernah cuti sama sekali trus gw juga Natalan ya.

Gw sempat mikir, dulu waktu gw tiap akhir tahun keluyuran sampe awal tahun kayanya baik baik aja dan ga ada request contactable dan reporting (reporting tuh baru dipindah ke gw Okt 2020 karna ada yang resign dan gw lah tumbalnya). Bisa jadi karna orang-orang mikirnya “Ahk toh di rumah aja khan pada cuti, bisalah dihubungi, khan WA ga bisa logoff ya jadi bisa dichat lah”. Orang – orang menormalisasi cuti contactable dengan alasan cuti di rumah aja, dan gw ga setuju dengan hal ini. Mau cuma di rumah ato mau ke luar angkasa sekalipun saat cuti itu orang menenangkan pikirannya, meninggalkan sebagian dari beban pekerjaannya untuk sejenak, memberikan waktu ke keluarga atau ke diri sendiri yang selama ini waktunya sudah dikuasai tepatnya dijajah sama kerjaan sampe lupa menyelaraskan hidup, ibarat mobil kita perlu spooring balancing sebelum kembali berkutat dengan kehidupan lagi. Banyak orang yang lupa memberikan waktu istirahat pada dirinya sendiri keluarganya apalagi orang lain. Dia aja sendiri lupa istirahat apalagi mikiran orang lain yang istirahat.

Tiap kali ada teman yang bilang lagi cuti saat gw ga WA, gw langsung minta maaf dan tidak melanjutkan percakapan gw sepenting apapun itu, karna seperti gw ga mau diganggu saat cuti maka gw juga tidak akan mengganggu mereka yang cuti meskipun pada bilang gpp. Dia gpp, gw yang apa-apa.

Ada teman yang cuti sudah pasang out of office cuti dan MSTeam off tapi masih balas chat di MSTeam, masi ikut meeting, masi balas email. Lah anda ngapain cuti bambang? khan cuti ga bisa dijual apalagi diuangkan. Gw pernah negur teman belakang gw yang cuti tapi balas MSTeam, kenapa masi balas sih, kenapa ga log off dari MSTeam dan kenapa juga install MSteam di handphone pribadi. Jawabannya gimana habis dihubungi orang mulu ya udah aku kesal aku kerja aja. See…..orang terganggu, ga bisa istirahat jadinya kerja sambil ngedumel dan sudah mulai dinormalisasi.

Tapi ga di gw, saat cuti gw ga mau dihubungi sama sekali seurgent apapun itu, silahkan hubungi orang-orang yang gw sebutkan di out of office gw yang bisa bantu sementara waktu ato nunggu gw masuk, apalagi meeting, gw ga akan datang dan gw akan reject saat gw memang cuti kecuali penting banget dan cuti bisa direschedule gw ok. Gw dah terkenal sebagai orang yang kalo cuti ga akan balas WA atao telpon sepenting apapun itu, gw terkenal sebagai orang yang berisik kalo urusan kenyamanan, gw terkenal dengan jadwal cuti gw udah pasti setiap tahun yaitu Imlek, Natal Tahun Baru dan Mei. Iyes, gw punya rencana cuti 3x setahun di period tertentu dan biasanya lebih dari 7 hari kerja, dan gw selalu menyelesaikan kerjaan gw sebelum cuti dan selalu buat handover. Jadi jangan ganggu gw saat jadwal gw istirahat khan dah ngasi tahu dan kerja di waktu kerja.

Menurut gw, kalo kita ga menentukan batas untuk diri sendiri, maka jangan marah kalo orang lain terobos, khan ga ada batasan. Kalo kita tegas tidak menormalisasi sesuatu yang tidak perlu dinormalisasi, maka orang juga akan paham. Hal ini gw sampaikan ke bos gw yang tahun ini yang jadwal cutinya sama dengan gw karna jumlah cuti tahun ini sama 35 dan belum cuti sama sekali tahun 2021 tapi harus ngabisin 20 hari cuti yang tersisa kalo ga mau hangus. Dia cuti tapi masih ngasi bahas kerjaan di WAG, masi sempat masuk kantor karna meeting yang sebenarnya bisa diwakilkan tapi dia kena tumbal, untung dia ga balas email, gw bilang “om jangan dinormalisasi om, kebiasaan nanti. Saya tahu om juga sebenarnya ga pengen khan kerja saat cuti tapi karna terganggu om jadinya balas WA, jadi tumbal meeting, bahkan balas email. Ingat slogan om yang buat sendiri “secukupnya””. Sampai gw ledekin “Gaji Manager itu termasuk bisa diganggu saat cuti ya om” ๐Ÿ˜‚ ๐Ÿคฃ.

Sebagai anak buah, gw berkewajiban ngingatkan bos gw untuk buat batasan karna kalo bos gw stres bukannya gw akan kena efeknya meskipun bos gw ini tipe santuy tapi gw kadang miris liat bos gw yang tangannya 2 tapi kerjaannya 100 mana anak buah 6 orang masing-masing spesalis dan ga ada pengganti, yang kadang gantiin kita malah si bos . Karna gw tahu dia bos yang baik secara kepribadian and managerial, gw bersyukur untuk itu dan ga mau take it for granted karna gw pernah ketemu bos yang bikin pen lempar surat resign kalo ga dipindah posisi waktu itu.

Trus cuti tahun ini gw sudah mulai cicil dari November kemaren ambil beberapa kali cuti cman buat bereskan rumah, nonton dracin atau ke dokter gigi dan dokter mata itu juga masih sisa 30 hari dan harus gw pake 15 hari dan 15 hari dibawa ke 2022. Tadinya pengen nakal pake 15 hari itu dari awal desember sampe akhir desember biar sebulan ga ngantor ๐Ÿ˜ˆ๐Ÿ˜‚ tapi kasian bos saya nanti dia pusing, trus gw masih ada project yang belum selesai dan masih ada beberapa meeting testing dan diskusi jadinya gw pake 8 saja, sisanya ya bhay lah… tadinya mau pake ke Januari tapi begitu tau jadwal testing project penting gw padat banget dari awal Januari sampe akhir jadinya gw tunda cutinya di akhir Januari sekalian Imlek kalo misalnya aman mau pulkam kalo ga di rumah tidur-tiduran.

Besok gw cerita deh hari pertama gw cuti, gw dah emosi dan itu yang membuat gw nulis curhat panjang ini, kalo orang lain ga mau set boundaries maka gw yang akan set, kalo orang lain mau menormalisasi maka gw engga, karna gw ada kehidupan lain selain kerja, karna semua orang berhak istirahat tanpa diganggu untuk alasan apapun atau pertanyaan simple apapun.

ada yang mengalami cuti yang menyenangkan atao lebih parah dari gw, silahkan kalo mau ditumpahkan di mari.

xoxo,

Aling

yang cuti hari pertama

Alasan Belajar Mandarin

Salah hal yang ga enak sebagai bagian dari keluarga peranakan Tionghoa di Indonesia (menurut gw ya) adalah kita tidak menggunakan bahasa Mandarin (guo yi) atau Hokkien dalam percakapan sehari-hari, bahkan cenderung menggunakan bahasa peranakan yang gado-gado gabungan bahasa Mandarin – hokkien dengan lafal yang dilokalisasi meleset dari bahasa aslinya, campur dengan bahasa indonesia bahasa lokal. Setidaknya ini berlaku untuk gw dengan bahasa peranakan di daerah gw yang kami sebut bahasa bele-bele. Beklah mari kita fokus pada judul tulisan ini yaitu Alasan Belajar Mandarin.

Sebenarnya gw sudah lama belajar bahasa Mandarin, sejak gw SMA tepatnya SMA kelas 3 di Medan, gw ingat banget gw niat banget nyari guru mandarin buat belajar sementara sepupu gw yang lain yang saat itu tinggal bareng bodoh amat hal ini. Setiap sabtu jam 2 – 4 sore gw belajar Mandarin dari seorang Laoshi yang ga jauh dari tempat kost gw waktu itu, yang adalah kost sepupu gw yang lain. Laoshi ini berumur 50 sekian yang cukup galak, tegas dan beneran guru mandarin jaman dulu dengan buku fotocopy dari materi belajar Mandarin versi Taiwan (ada 2 versi ya mandarin setau gw, ada versi Taiwan yang masih pake huruf lama yang banyak coretannya dan Versi Tiongkok yang coretannya disederhanakan untuk membantu orang-orang lebih paham huruf, karna banyak yang buta huruf ga bisa hafal karakter hurufnya). Uang lesnya Rp 80.000/bulan kala itu

Dulu ketika gw belajar dengan si Laoshi ini gw belajar bepemefe – ato cara pelafalan vokal dan konsonan, lalu membaca, hafal huruf mandarin yang kotak kotaknya, belajar nada, menulis dan tiap 2 minggu ujian. Karna bisa mulai les kapanpun, tiap orang di jam belajar yang sama bisa beda-beda level, bahkan ada anak SD level 3 sedangkan gw anak SMA masih level 1 sendirian pula ๐Ÿ˜“ ๐Ÿ˜ข๐Ÿ˜ญ.

100 Kosakata Bahasa Mandarin yang Paling Sering Digunakan Sehari-Hari
dulu gw belajar pake papan tulis dan kapur kaya gini juga sama Laoshi

Dari pelajaran bahasa Mandarin gw di jaman SMA yang paling gw ingat adalah pelajaran hari pertama yaitu : Tร iyรกng qว lรกi le (ๅคช้˜ณ ่ตท ๆฅ ไบ†) artinya matahari sudah terbit, selebihnya gw lupa, intinya hari pertama itu cerita tentang kegiatan di pagi hari, ada saya, matahari, ibu, bapak, adik, kakak…selebihnya gw ga ingat lagi, minum ginkgo biloba pun ga akan nolong untuk ingat hahaha.

Setelah lulus SMA, gw pindah ke Jakarta dan gw agak kesulitan menemukan guru Mandarin, kecuali gw mau balik tiap sabtu ke rumah Akhu (om koko nyokap gw) di Pluit karna di daerah sana ada guru Mandarin, tapi sebagai anak kuliah dari daerah yang memulai kehidupannya yang baru, pergaulan lebih penting dari pada pulang ke rumah om dan belajar mandarin, meskipun 1 semester pertama tiap 2 minggu gw dijemput pulang ke rumah om main sama ponakan dan ngekor koko sepupu gw yang dah nikah, malam minggu malah ngekor pasangan suami istri coba, tak berfaedah banget malam minggu semester 1 gw kala itu, cman karna Akhu gw ga enak sama nyokap gw padahal sepupu gw yang lain juga ada yang kerja dan kuliah di Jakarta. Ini juga yang jadi alasan kenapa gw lumayan dekat dan cepat nyambung ngobrol kalo ketemu koko sepupu gw dan para Aso gw si istri-istri mereka, karna ada masa remaja yang gw habiskan bersama mereka, ngekor mereka pacaran sama istri mereka.

Menjelang lulus kuliah, kampusnya tiba-tiba buka kursus mandarin, jiwa gw bergelora, daftar dan ikut kelas mandarin selama 6 bulan untuk 2 level. Jelas agak beda ya karna dulu gw belajar ketika SMA yang Mandarin Taiwan, yang kuliah kurikulum Beijing karna pada masa itu lagi heits banget lulus kuliah lanjut sekolah bahasa Mandarin di Tiongkok. Kali ini gw ga sendirian donk, ada beberapa teman baru dari jurusan lain yang akhirnya jadi teman hore bahkan teman dekat sampai sekarang, ya emang gitu gw senang keramaian dan hore-hore. Kelar kuliah, kelar juga Mandarin, lalu sibuk dengan kehidupan mbak mbak kantoran.

Akhirnya Maret 2021 kemaren gw, mulai belajar mandarin lagi, mulai dari Nol dari dasar karna gw rasa udah terlalu lama gw ga belajar dan blas lupa semuanya. Les kali ini sistemnya online, seminggu 3x selama 60 menit dengan kurikulum Tiongkok.

Ketika daftar isi form, ada pertanyaan mengelitik yang bikin gw ngakak sampe sekarang, yaitu “alasan belajar mandarin” dan gw isi dengan :

BISA MEMBACA MANHUA aka KOMIK BERBAHASA MANDARIN”๐Ÿ˜€ ๐Ÿ˜ƒ ๐Ÿ˜„ ๐Ÿ˜ ๐Ÿ˜† ๐Ÿ˜… ๐Ÿ˜‚ ๐Ÿคฃ

Read Divine Doctor (Shen Yi Di Nu): Daughter Of The First Wife - Imjmaximo  - Webnovel
Shen Yi Di Nu – Divine Doctor salah satu Manhua yang masih gw ikutin sampai sekarang

Alasan luar biasa yang bikin gw ngakak sekaligus malu sekaligus pede aja ketika ditanya sama Laoshi saat perkenalan murid di kelas online. Tapi beneran alasan gw belajar mandarin adalah buat baca manhua terbitan Tiongkok yang sering gw baca versi Inggrisnya di applikasi komik seperti WebComics dan MangaToon. Kadang ada manhua yang masih dilock atau harus bayar bacanya (iya gw sebel dengan WebComics sekarang yang semaunya musti bayar), gw ga mau bayar gw cari versi Inggirs lagi di internet dan banyak, trus kalo penasaran kadang ketemu versi asli bahasa Mandarin. Nah ketika ketemu yang versi mandarin baik di web maupun di apps, gw baca aja lagi meskipun ga ngerti huruf kotak-kotaknya. Karna kesal ga bisa baca kotak -kotak inilah yang mendorong gw belajar mandarin.

seiring dengan waktu, sekarang gw sudah level 3 dan masih buta huruf karna gw belum bisa menghafal huruf yang banyak itu, gw menemukan alasan lain untuk belajar mandarin yaitu supaya bisa ngerti percakapan di Dracin yang kadang textnya ga muncul atao kecepatan atau bentrok sama text soundtracknya, emang ngeselin tuh tukang text, kata bokap gw tukang text magabut ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ

Alasan lain lagi adalah karna gw senang nonton acara talent show Our Song tahun 2019 lalu di mana percakapan para coach dan peserta suka lucu tapi gw ga ngerti tapi gw ketawa, aneh emang.

alasan lain lagi dan lagi adalah karna gw sedang belajar Chinese Metaphysic (CM) yang kadang text book atao materi belajar bahasa Inggrisnya suka ga pas sampe kadang masternya ngomong bahasa Mandarin atao Cantonese untuk jelasain. Trus belajar CM harus hafal 5 unsur, lambang, sifat dan istilah lainnya dalam bahasa mandarin karna kadang chartnya bahasa mandarin ya. Saat gw menemukan bahwa Madnarin akan sangat ngaruh dengan pelajar CM gw yang makin hari makin susah dan butuh banyak latihan dan kesabaran,

Alasan yang baru gw dapatkan beberap hari teakhir yang bikin gw nulis tulisan ini adalah karna gw Dracin One and Only dan Forever and Ever yang diadaptasi dari novel berjudul ไธ€็”Ÿไธ€ไธ– ็พŽไบบ้ชจ / One Life, One Incarnation โ€“ Beautiful Bones/ A Lifetime of Beautiful Bones, karya : ๅขจๅฎ้žๅฎ (Mo Bao Fei Bao) yang penuh denga puisi dan makna yang cukup dalam. Gw bahkan cukup baper dengan dracin ini, setelah terakhir kali bucin sama film Mermaid Got Married tahun 1994 yang dimainkan oleh crush masa remaja gw Ekin Cheng, masa remaja ketika masih muda naif dan odong ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ. Sankin bapernya gw nonton lompat lompat, lompat ke Forever and Ever duluan di eps 1-7 lalu baca rekap sinopsis eps 8-22, nonton eps 23-30 lalu nonton mundur sekarang, sementara bokap gw nonton One and Only dah episode 23 tinggal 1 episode lagi kelar (minggu 17 Okt 21 15:11 WIB) bapernya lagi gw ga mau nonton One and Only karna ceritanya tragis karna saat bokap gw nonton di ruang tamu, kedengaran dan keliatan sama gw yang duduk kerja di ruang kerja gw yang ga berbatas dan cman 2 meter dari ruang tamu, belum lagi bokap gw kadang ngajak ngomong bahas dracin ini, khan makin bete makin baper

Sebenarnya gw ngakak sih kenapa gw baper ya, ini toh tidak nyata, tapi ya apa daya manusia kadang suka terbawa perasaan apalagi kalo lagi masa-masa hormonal dan mercury retrograde seperti sekarang di mana manusia cenderung emosional (ALASAN ANDA ITU ALING ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜)

Dengan keinginan baca manhua, nonton talent show/dracin dan baca novel/manhua dan belajar CM, tiap hari sekarang gw hanya muter lagu mandarin, baca liriknya sambil latihan pelafalan dan nada meskipun ga tau artinya, at least setiap hari gw mulai menemukan cara untuk mendukung proses belajar gw ini kali ini tidak sia-sia seperti 2 sebelumnya. Ga mengulang kelakuan aneh lainnya ketika level 1 mandarin kemaren yaitu belajar mandarin, nonton Drakor, dengar Kpop, baca manhua, sungguh suatu kelakuan yang ga sinkron yang bikin otak ga kerja maksimal, bingung iya.

untuk sementara, Mbak Adel ato Mas Chris Martin dkk yang baru ngeluarin lagu baru, minggir dulu ya mbak mas, monmap ini kalian ga muncul dalam playlist spotify gw bulan ini, gw mau dengar lagu lagu Mandarin dulu demi proses belajar gw.

Soal Our Song, aplikasi dan manhua bagus yang sering gw baca, dan soal per Dracinan, nanti gw bahas terpisah ya, nunggu bapernya kelar dulu nih, nunggu bokap gw nonton dracin Wuxin lainnya supaya ga ngerecokin pikiran dan emosi kebaperan gw. karna bokap gw adalah teman per Dracinan gw, dia yang nonton full gw yang diajak ngomong dan sekali ikutan nonton malah baper karna lagi hormonal juga (bisa ae manusia nyalahin hormon ya ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

Beklah karna alasan dan dorongan gw buat belajar mandarin dah cukup gw, gw akan rajin belajar demi bisa baca komik dan gampang belajar CM, semoga ya..

Dengan demikian, udahanlah gw nulis ini. Daripada gw makin syurhat mendingan gw mau ikutan bokap gw nonton episode terakhir One and Only yang tragis itu, semoga gw ga baper ya.๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

Aling

Yang banyak alasan belajar mandarin